Friday 27 January 2017

7 Fakta tentang Adolf Hitler yang mungkin anda tidak ketahui

Siapa yang tak kenal Adolf Hitler ? pemimpin Jerman yang esentrik itu hampir saja menguasai seluruh Eropa, dengan taktik dan kemajuan teknologi Jerman dibawah pimpinannya pada saat Perang Dunia ke 2. Jadi tidak heran namanya selalu disebut - sebut dalam buku sejarah, entah itu buku sejarah SD, SMP, maupun SMA. Yah minimal kalau anda terlalu awam terhadap sejarah pasti pernah mendengar namanya walaupun hanya satu kali. Namun tahukah anda ternyata terdapat beberapa fakta yang mungkin anda tidak ketahui ?.

1. Pernah bercita - cita menjadi pelukis

Lukisan cat air karya Adolf Hitler, 1914
Siapa sangka diktator yang terkenal bengis, dan membantai jutaan manusia yang dianggap untermensch (ras rendahan) itu pernah bercita - cita sebagai pelukis ?

Sedari kecil Adolf Hitler sangat gemar melukis, dan ingin sekali masuk sekolah seniman. Namun sang ayah Alois Hitler melarang anaknya untuk mengembangkan bakatnya, Alois ingin Adolf mengikuti jejaknya sebagai pegawai yang sukses di biro bea cukai, dengan cara memasukan Adolf ke sebuah SMA di Linz, Austria. Di sana Adolf kerap mendapat nilai jelek baik disengaja maupun tidak dengan harap bahwa nilai jelek tersebut Alois mau menyekolahkan anaknya ke sekolah seni, namun Alois tetap ngotot untuk menyekolahkan Adolf di SMA tersebut.

Pasca kematian Alois, akhirnya ibu Adolf Hitler yang bernama Klara, mengizinkan Adolf untuk keluar sekolah. Hidup sebagai anak yatim merupakan hal sulit bagi Adolf, ia harus menjadi buruh dan menjual hasil lukisannya ke orang - orang. Ia juga pernah mencoba mengikuti tes masuk Akademi Seni Rupa Wina, namun ditolak sampai 2 kali. Namun disatu sisi Adolf merupakan seorang penganut nasionalis ekstrim Jerman, nah karena hal inilah yang membuat Adolf memulai karir militernya di Jerman saat PD 1 pecah.

2. Tidak diketahui pasti kapan ia mulai menjadi anti Yahudi

Orang - orang Yahudi yang dimasukan ke kamp konsentrasi
Para sejarawan tidak ada yang mengetahui pasti kapan Hitler mulai membenci Yahudi. Namun menurut pengakuan Hitler sendiri yang pernah ia tulis di bukunya yang fenomenal "Mein kampf" ia berubah menjadi anti Yahudi saat ia tinggal di Wina, Austria. Kebetulan prasangka dan ketakutan akan imigran Yahudi dari timur merupakan hal yang lumrah di Wina.

Namun hal itu dibantah oleh sahabat Hitler sendiri yaitu August Kubizek, bahwa Hitler sudah menjadi anti Yahudi jauh sebelum meninggalkan Linz. Kebencian Hitler terhadap Yahudi pun makin bertambah ketika Jerman kalah saat Perang Dunia 1 usai.

3. Sejarah kumis kotaknya Hitler


Hitler saat  PD 1 (kiri) dan Hitler pada PD 2 (kanan)
Banyak yang bertanya - tanya mengapa Hitler memilih gaya kumis kotak, apakah tidak ada gaya kumis lain yang lebih keren daripada kumis kotak ala Charlie Chaplin itu ?. Ternyata kumis kotak Hitler sendiri memiliki sejarah.

Pada saat Perang Dunia 1, Hitler yang merupakan salah satu serdadu Jerman selalu mengalami kesulitan setiap memasang masker gas. Penyebab kesulitannya adalah kumisnya sendiri (lihat gambar kiri), maka dari hal itu atasan Hitler memerintahkan Hitler untuk mencukur kumisnya sendiri supaya lebih mudah untuk memakai masker gas. Dan gaya kumis tersebut terus Hitler pertahankan sampai akhir hayatnya ketika PD 2 berakhir.

4. Nyaris tewas ditangan pasukan Inggris

Henry Tandey
Walaupun kebenarannya masih diperdebatkan, ada suatu kisah di sebuah desa di Perancis bernama Marcoing. Pada 28 September 1918, Tandey masuk kedalam bagian Resimen ke 5 Duke Wellington. Ia melihat sesosok pasukan Jerman yang tak berdaya, bahkan tak mampu mengangkat senjata.

Kasihan melihat kondisi pasukan Jerman tersebut, Tandey memutuskan untuk tidak menembak. Melihat Tandey menurunkan senapannya, seorang pasukan Jerman lain mulai membopong temannya yang terluka untuk dievakuasi ke tempat yang aman, dan mengisyaratkan terima kasih ke Tandey karena tidak menembak. Dan ternyata pasukan Jerman yang terluka tadi diyakini adalah Adolf Hitler.

Entah akan apa yang Tandey lakukan, jika ia mengetahui bahwa Hitler yang ia kasihani akan menjadi pemicu Perang Dunia 2.

5. Naik tampuk kekuasaan melalui pemilu yang demokratis

Berbeda seperti negara otoriter lain di Dunia yang sebagian besar kekuasaan nya bisa lahir melalui kudeta ataupun revolusi. Adolf Hitler mampu naik tampuk kekuasaan melalui pemilu demokratis.

Walaupun sebelumnya ia pernah mencoba melakukan revolusi pada 1922, namun gagal karena kurangnya dukungan. Akhirnya karena tindakan pengkhianatan itu, ia dijebloskan ke penjara selama 5 tahun. Beruntungnya di penjara Hitler diperlakukan bak pahlawan bagi para narapidana yang ada di penjara. Dan di penjara ini lah buku Hitler yang fenomenal yaitu "Mein Kampf" (perjuangan ku) lahir.

Karena peristiwa itu partai Hitler yaitu NSDAP menjadi partai terlarang di Jerman. Namun melalui proses negosiasi yang panjang dan janji Hitler yang akan memilih jalan yang demokratis, akhirnya partai NSDAP boleh ada, namun Hitler dilarang untuk tampil berpidato di ruang publik.


6. Mendapatkan pengobatan gratis dari seorang dokter Yahudi

Eduard Bloch
Eduard Bloch adalah seorang Yahudi-Austria dan juga merupakan seorang dokter yang biasa merawat keluarga Hitler, khusus nya Adolf Hitler sedari kecil.

Ia juga yang merawat Ibu Hitler yaitu Klara Hitler yang menderita penyakit kanker payudara. Pada 1907 setelah mengalami penderitaan dari perawatan kanker payudara Klara meninggal dunia. Karena melihat keadaan ekonomi keluarga Hitler. Bloch akhirnya membebaskan biaya perawatan yang telah didapatkan Klara Hitler. Adolf Hitler pun sangat berterima kasih, dan dituliskannya di kartu pos.

Pasca Anschluss atau dianeksasi nya Austria ke dalam bagian Jerman pada tahun 1938. Banyak orang - orang Yahudi termasuk Bloch mengalami hidup susah, praktik kedokteran nya di Austria ditutup pada 1 Oktober 1938. Ia dan keluarganya pun memutuskan untuk berimigrasi ke Amerika Serikat.

Bloch juga menuliskan surat ke Hitler untuk meminta perlindungan selama proses kepengurusan perpindahan keluarganya ke Amerika Serikat. Hitler pun mengabuli permintaan Bloch, semasa proses perpindahan keluarga Bloch mendapat perlindungan dari Gestapo. Bloch mampu menjual rumah nya dengan harga wajar, berbeda dengan Yahudi lainnya yang hanya mampu menjual rumah nya dengan harga rendah. Ia juga diizinkan untuk membawa uang sebesar 16 Reichmark ke luar negeri, dibandingkan Yahudi lainnya yang hanya diizinkan membawa 10 Reichmark ke luar negeri. Hitler menyebut Bloch sebagai Yahudi yang mulia.

7. Menangkap Yahudi yang dulu merekomendasikannya penghargaan Iron Cross

Hugo Guttman
Saat Perang Dunia 1, atas keberaniannya di medan pertempuran Hitler mendapatkan penghargaan medali Iron Cross. Iron Cross sendiri merupakan penghargaan tergengsi di kalangan militer Jerman.

Namun hal itu sebenarnya tak serta merta bisa didapatkan Hitler dengan sendirinya. Hitler bisa mendapatkan penghargaan tersebut karena direkomendasikan oleh Hugo Guttman yaitu atasannya Hitler saat Perang Dunia 1. Saat Hitler naik tampuk kekuasaan, Hitler mulai memberlakukan Undang - Undang anti Yahudi.

Sudah jelas dengan adanya Undang - Undang ini banyak orang Yahudi yang ditangkap dan dikirim ke kamp konsentrasi. Salah satu nya Guttman, ia ditangkap Gestapo, namun setelah diketahui siapa dia sebenarnya, Guttman dibebaskan. Ia pun pindah ke Belgia. Dan saat Perang Dunia 2 pecah ia pindah ke Amerika Serikat.

Friday 20 January 2017

4 fakta tentang Lyudmila Pavlichenko sniper wanita paling mematikan dalam sejarah

Lyudmila Pavlichenko adalah seorang sniper wanita asal Soviet Ukraina yang tercatat berhasil membunuh 309 pasukan blok poros pimpinan Jerman dalam rentan waktu kurang lebih  satu tahun, karena prestasinya inilah ia dinobatkan sebagai salah satu sniper paling mematikan dalam sejarah, dan merupakan Sniper wanita paling mematikan.

Lahir di Bila Tserkva, Soviet Ukraina pada 12 Juli 1916. Lyudmila pindah ke Kiev bersama keluarganya pada usia 14 tahun. Disana ia mengikuti klub menembak, dan kemampuan nya berkembang menjadi penembak jarak jauh, ketika bekerja di pabrik senjata di Kiev. Dan mendapat gelar master di bidang Sejarah di universitas Kiev 1937. Juni 1941, Lyudmila sudah berumur 24 tahun dan tahun ke 4 ia menuntut ilmu di universitas kiev. Saat itu Jerman mulai menginvasi Uni Soviet, Lyudmila melamar sebagai pasukan sukarela, namun karena ia seorang wanita ia diminta untuk menjadi perawat. Tetapi Lyudmila tetap ngotot dan bahkan membawa semua penghargaan juara menembaknya ke petugas penerima. Terkesan melihat penghargaan yang dimiliki Lyudmila, Ia pun akhirnya diterima sebagai sniper di divisi senapan ke 25 tentara merah, dan dibekali dengan senapan SVT-40 dengan teleskop yang perbesaran nya 3,5 kali. Ia ditugaskan selama dua setengah bulan di Odessa dan tercatat membunuh 187 orang. 

Ketika sekutu Jerman, Rumania berhasil merebut Odessa. Ia diperintahkan untuk mempertahankan Sevastopol selama 8 bulan, di sana ia tercatat berhasil membunuh 257 pasukan Jerman. Total pasukan axis yang ia sudah bunuh adalah 309 orang, termasuk 36 sesama sniper. Juni 1942 ia terluka oleh serangan mortir. Karena nama ia sudah sangat besar dan menjadi salah satu simbol kepahlawanan Uni Soviet sehingga kalau ia tewas akan berdampak pada moril tentara merah. Maka setelah sembuh dari luka nya ia ditarik dari medan pertempuran, dan menjadi instruktur Sniper sampai akhir karirnya pada tahun 1953. Berikut adalah 4 fakta - fakta mengenai sniper wanita yang satu ini.

1. Sniper yang tidak tega membunuh makhluk hidup

Apa jadinya jika seorang penembak jitu atau sniper yang tugas nya adalah membunuh manusia, tapi tidak berani membunuh makhluk hidup ?. Hal itu pernah di alami oleh Lyudmila, pada awal nya ia tidak tega untuk membunuh pasukan Jerman, namun keadaan berubah ketika seorang "Spotter" yang biasa menemaninya tewas tertembak didepan mata kepala lyudmila sendiri.

Hal itu langsung merubah hidup Lyudmila, ia mulai antipati terhadap pasukan Jerman, bahkan ia menganggap bahwa pasukan Jerman bukanlah sebuah manusia. Kesadisan nya terus bertambah ketika ia mulai kehilangan orang yang dicintainya.

2. Lebih memilih menembak kaki

Biasanya para penembak jitu memilih untuk menembak kepala ataupun area vital lainnya, tujuannya supaya musuh langsung tewas dalam satu kali tembakan. Namun berbeda apa yang dilakukan Lyudmila, ia lebih suka menembak kaki musuhnya. Alasannya supaya sang musuh menderita, dan bahkan meminta pertolongan temannya, dan pada akhirnya keduanya akan tewas ditangan Lyudmila.

Sebenarnya ada hal yang mendasari mengapa Lyudmila melakukan hal demikian, awalnya ia menikah dengan seorang Sersan Major yang bernama Leonid Kitsenko yang bukan lain adalah seorang "Spotter" yang biasa menemaninya dimedan pertempuran. Suatu hari Kitsenko tewas dipertempuran. Karena peristiwa inilah membuat Lyudmila menjadi lebih kejam.

Dari pada menembak kepala yang hanya akan membuat musuh langsung tewas, ia malah menembak kaki musuh nya, tujuannya supaya musuh tersebut menderita, dan mengundang pasukan musuh lain untuk menghampiri dan menolong rekan seperjuangan nya yang terluka. Dan pada akhirnya musuh yang berusaha menolong rekan nya tersebut pun mendapat penderitaan yang sama. 

3. Pelacur Rusia dari neraka

Lyudmila dianggap sebagai momok mengerikan bagi pasukan Jerman yang bertugas dalam penyerangan Sevastopol. Oleh karena itulah Jermab menjulukinya sebagai "Pelacur Rusia dari Neraka" atau dalam bahasa inggris bisa disebut sebagai "Russian bitch from hell".

4. Bukan membunuh manusia melainkan fasis

Setelah dipanggil dari medan pertempuran. Istri Presiden Roosvelt, Eleanor Roosvelt tertarik akan kisah hidup Lyudmila dan mengundangnya ke Amerika Serikat. Sampai disana Lyudmila dicecar pertanyaan oleh wartawan Amerika "Nona Pavlichenko, berapa banyak manusia yang anda bunuh ?", mendengar pertanyaan itu Lyudmila langsung menjawab "309", dengan sedikit ragu karena tidak mungkin seorang wanita mampu melakukan hal itu sang wartawan kembali bertanya "apakah mereka semua adalah manusia?", dengan enteng Lyudmila menjawab "bukan manusia, melainkan seorang Fasis".

Sunday 15 January 2017

7 Hal yang mungkin tidak anda ketahui saat perang Soviet-Afganistan

Perang Soviet-Afghanistan merupakan perang yang berlangsung selama 9 tahun dari December 1979 sampai February 1989, antara Pemerintah Republik Demokratik Afganistan yang dibantu oleh militer Uni Soviet melawan pemberontakn mujahid yang didukung penuh oleh Amerika Serikat dan sekutu - sekutu nya. Konon Amerika Serikat sudah sangat muak dengan apa yang terjadi pada mereka di Vietnam, dan tidak ingin komunisme semakin kokoh di tanah Afganistan, jadi tidak heran Amerika tidak ragu - ragu memberikan para mujahid - mujahid tersebut senjata anti pesawat, dan anti tank keluaran terbaru, sehingga memberikan efek tersendiri bagi perkembangan politik internal Uni Soviet karena betapa lama dan berbiaya sekali perang tersebut.

1. Bukan sebuah Invasi
Tidak ada yang namanya Invasi Afganistan seperti apa yang media barat tuduhkan. Malah Uni Soviet hanya mengirim beberapa kontingen yang memang secara resmi diminta oleh pemerintah Afganistan. Keputusan untuk mengirim pasukan Soviet ke Afganistan pun tidaklah mudah karena sering mendapat tentangan dari politburo partai komunis Soviet. Namun pada akhirnya disetujui pada 12 Desember 1979 ( Padahal pada saat itu Babrak kamal presiden Afganistan memintanya pada bulan Juli sebelumnya ).


2. Sebuah perebutan yang sudah lama sejak jaman kerajaan
Letak Afganistan sangatlah strategis, dan sering diperebutkan oleh kekuatan besar. Pada abad 19 kekaisaran Rusia pernah berperang melawan kerajaan Inggris untuk memperebutkan Afganistan atau sejarawan biasa menyebutnya "The Great Game" (Permainan Besar), dan konon sejarawan percaya perang Soviet-Afganistan merupakan kelanjutan dari permainan tersebut.


3. Olahraga sebagai alat perang
Konflik Soviet-Afganistan memicu protes dari seluruh dunia, yang tentu saja hal ini disebabkan oleh propaganda media Barat. Sebagai contoh stasiun radio The Voice Of America selalu memulai laporan pertamanya dengan topik konflik Afganistan. Dengan secara terselubung menggiring opini bahwa perang tersebut merupakan agresi militer Soviet dalam merebut tanah Afganistan. Hasilnya atlit Soviet diboikot dan dilarang tampil saat olimpiade di Los Angeles pada tahun 1984.


4. Amerika mengglorifikasi kaum ekstrimis Islam
Jika pada saat ini Amerika sangat getol sekali mempropagandakan kebencian mereka terhadap kelompok teror yang beraliran Islamis, namun pada saat konflik Soviet-Afganistan berlangsung hal tersebut sangat berbeda 180 derajat. Sebagai contoh pada bagian akhir film Rambo III yang bertema konflik Afganistan, terdapat tulisan kesimpulan yang berisi "Film ini didedikasikan untuk pejuang Afganistan yang gagah berani", tidak hanya film jurnalis barat pun juga memuji - muji para mujahid Afganistan dengan sebutan pejuang kebebasan.

5. Minyak dan Vodka
Uni Soviet menghabiskan biaya sekitar 2-3 miliar dollar AS tiap tahun untuk perang mereka di Afganistan. Namun hal itu bukanlah masalah selama harga minyak tetap tinggi (karena Uni Soviet merupakan negara produsen minyak). Namun pada awal November 1980 harga minyak menurun drastis, belum lagi pemerintahan Gorbachev menggencarkan kebijakan anti alkohol sehingga pendapatan Uni Soviet menurun drastis dari hasil penjualan Vodka. Jadi tidak heran intervensi Soviet di Afganistan merupakan salah satu penyebab ekonomi Soviet kolaps.


6. Amerika juga membiaya aksi teror di dalam negeri Uni Soviet
Uni Soviet menjadi hal yang tak bisa terpisahkan selama perang Afganistan berlangsung, sehingga para mujahid Afganistan berencana untuk menyingkirkan Soviet dari konflik Afganistan dengan cara melakukan aksi teror Saat olimpiade tahun 1980 dan Festival pelajar dan pemuda yang ke 12 berlangsung. Hal ini diceritakan oleh mantan agen badan intelijen Uni Soviet, KGB Jendral Philipp Babkov "Jauh sebelum festival berlangsung, para teroris tersebut sudah dilatih oleh CIA di Pakistan dan secara ilegal dikirim ke Uni Soviet untuk melancarkan aksi teror. Mereka diberi uang dan bom plastik untuk diledakkan di tempat ramai. Beruntung hal tersebut berhasil diatasi".


7. Munculnya sindrom Afganistan
 oAlotnya jalan pertempuran, dan banyaknya korban meninggalkan trauma tersendiri bagi rakyat Rusia yaitu sindrom Afganistan. Mereka membayangkan ribuan orang tewas dan veteran yang kembali dari perang menjadi tak berguna dan terlupakan. Intervensi Uni Soviet terhadap Afganistan menciptakan "pasukan yang terkhianati dan terlupakan". Imej ini menjadi tidak normal di dalam militer Rusia. Konflik Afganistan telah menurunkan semangat pasukan Rusia, bahkan banyak pemuda yang berusaha menghindari wajib militer. 

*Artikel ini diterjemahkan dari RBTH berbahasa Inggris