Saturday, 31 December 2016

Asal usul nama Indonesia

Segala sesuatu tidak terjadi dengan sendirinya, selalu melalui sebuah proses, entah itu proses panjang ataupun proses singkat sekalipun. Termasuk nama Indonesia, tidak muncul dengan sendirinya, tidak tercetus begitu saja dari mulut pendiri bangsa. Kembali ke sejarah nama Indonesia, uniknya nama Indonesia tidak diciptakan oleh orang asli Indonesia, melainkan tercetus dari ide seorang ahli etnologi asal Inggris, dan dipopulerkan oleh kaum akademisi di Eropa, khusus nya Belanda.

George Samuel Windsor Earl
Pada tahun 1850 melalui sebuah majalah ilmiah yang bernama Journal of Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), seorang ahli etnologi asal Inggris, George Samuel Windsor Earl menulis sebuah artikel yang berjudul On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations menyatakan bahwa seharusnya kepulauan Hindia atau kepulauan Melayu harus memiliki nama sendiri, karena pemberian nama "Hindia" yang selama ini dipakai untuk merujuk kepulauan Indonesia sangat sulit diingat mengingat nama - nama daerah lain yang sering memakai embel - embel "India" atau "Hindia. Earl mengajukan dua nama yaitu "Melayunesia" (diambil dari kata "Melayu" dan "Nesos" yang berarti kepulauan) dan "Indunesia" (diambil dari kata "Indus" yaitu bahasa latin dari Hindia dan "Nesos" yang berarti kepulauan). Namun secara pribadi Earl menyatakan bahwa, ia lebih memilih "Melayunesia" karena mayoritas penduduk kepulauan Indonesia adalah orang Melayu, dan untuk Indunesia sendiri bisa digunakan untuk negara lain seperti Maladewa, dan Sri Lanka.

James Richardson Logan
Pada halaman berbeda di edisi majalah yang sama sang pengelola JIAEA, James Richardson Logan berpendapat lain. Ia menulis artikel berjudul The Ethnology of Indian Archipelago, pada awal nya ia juga berpendapat sama seperti hal nya Earl tuturkan yaitu perlunya nama khusus untuk kepualauan Hindia, namun ia lebih memilih mengambil nama "Indonesia" dengan merubah u milik "Indunesia" menjadi o supaya lebih enak didengar.Nah untuk pertama kalinya lah nama "Indonesia" muncul di Dunia, tercetak di halaman 254 JIAEA Volume IV. Kira - kira seperti inilah pernyataan Logan jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia :

"Mr Earl menyarankan istilah etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya dan mendukung "Malayunesian". Saya lebih suka istilah geografis murni "Indonesia", yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau Hindia atau Kepulauan Hindia".

Pada tahun 1884 guru besar etnologi asal universitas Berlin, Adolf Bastian menulis buku usai penelitiannya di kepulauan Indonesia sebanyak lima volume, yang berjudul Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel ("Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu"). Buku inilah yang mempopulerkan istilah Indonesia dikalangan akademisi Belanda. Bahkan sampai ada yang mengira bahwa istilah Indonesia sendiri merupakan ciptaan Bastian, padahal apa yang sebenarnya terjadi tidak demikian.

Lalu diikuti pribumi Indonesia pertama yang menggunakan istilah Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara, saat ia sedang dibuang di Belanda dan mendirikan sebuah biro pers bernama Indonesische Persbureau. Dan terus diikuti oleh pribumi lainnya, sampai saat ini.


Friday, 30 December 2016

John lie : Pemasok senjata pejuang kemerdekaan

Sejarah membuktikan dalam memperjuangkan kemerdekaan suatu bangsa, semangat dan tekat saja tidak cukup, harus diimbangi dengan logistik yang memadai. Ya itulah yang di alami pejuang kemerdekaan Indonesia saat mempertahankan kemerdekaan mereka dari agresi Belanda. Dalam hal ini Belanda memahami betul betapa pentingnya logistik, Belanda pun memblokade jalur darat, laut, maupun udara Indonesia. Dalam hal ini sudah jelas Indonesia membutuhkan "penyeludup" yang handal untuk mengekspor komoditas Indonesia ke luar negeri untuk mengisi kas negara yang kosong, serta "penyeludup" yang handal untuk mendapatkan senjata. Dialah John lie.

Lahir pada 9 Maret 1911,Manado. di kalangan keluarga keturunan Tionghoa yang memiliki usaha pengangkutan Barang, Lie bercita - cita menjadi pelaut. Demi mewujudkan cita - cita nya itu, pada umur 17 tahun Lie pergi ke Batavia untuk mewujudkan cita - cita nya. Di sana Lie bekerja sebagai kuli angkut sembari ikut sekolah navigasi. Kemudian ia diterima sebagai anak buah kapal di salah satu perusahaan kapal Belanda. Pada Perang Dunia 2 ia dikirim ke Iran untuk mendapatkan pendidikan militer.

Pasca Perang Dunia 2, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Belanda yang merasa masih memiliki hak atas tanah di Indonesia tidak terima, dan melancarkan agresi untuk merebut kembali apa yang seharusnya mereka anggap sebagai milik mereka. Lie pun memutuskan untuk bergabung Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) sebelum akhirnya diterima di Angkatan Laut Republik Indonesia. Semula Lie ditugaskan di Cilacap dengan pangkat kapten untuk membersihkan ranjau - ranjau peninggalan Jepang yang ditanam untuk melawan pasukan sekutu pada saat Perang Dunia 2.

Selanjutnya saat agresi militer Belanda. Lie di tugaskan untuk menyeludupkan komoditas dagang Indonesia seperti karet, sawit, dan hasil bumi lain nya ke Singapura, Penang, Bangkok, New Delhi, Manila, dll guna mengisi kas negara yang mulai menipis. Selain mengekspor komoditas dagang Indonesia, Lie juga bertugas menyeludupkan senjata dan makanan ke wilayah Indonesia yang sedang diblokade Belanda. Seperti senapan otomatis, semi-otomatis, maupun manual dengan cara barter dengan hasil bumi Indonesia.

Untuk kapal yang Lie gunakan, ia menggunakan speedboat yang dinamakan the outlaw atau dapat diterjemahkan dengan kasar sebagai "Orang yang melanggar hukum". Setidaknya ia melakukan operasi "penyeludupan" sebanyak 15 kali, meskipun hampir dipenjara beberapa kali oleh pengadilan untungnya Lie selalu lolos dari pengadilan dengan alasan kurang nya bukti.

Pasca agresi Belanda, pada tahun 1950an Lie sering terlibat dalam penumpasan gerakan separatis di Indonesia seperti Republik Maluku Selatan, PRRI/Permest, Dll. Saat meninggal ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, DKI Jakarta, pada 27 Agustus 1988.

Thursday, 29 December 2016

Ketika Nazi Jerman tak sengaja membombardir kotanya sendiri

Freiburg pada masa pemerintahan Nazi di Jerman
Pada masa Perang Dunia 2 sistem navigasi tidak secanggih sekarang, radar pun belum terlalu marak digunakan, yang diandalkan adalah insting dan keberuntungan kru pesawat. Dan tentu hal tersebut sangat riskan. Seperti hal nya terjadi pada 3 unit pesawat He 111 yang merupakan bagian dari 8th Season of Fighter Squadron 51, mereka secara tak sengaja mengebom kota Freiburg yang merupakan bagian Jerman.

Kejadian berawal pada tanggal 10 Mei 1940. Ketiga pesawat tersebut diperintahkan untuk mengebom kota Perancis di Dijon. Biasa nya acuan utama angkatan udara Jerman mengetahui bahwa mereka sudah memasuki wilayah Perancis adalah sungai Rhine (yang bertetangga dengan kota Freiburg). Namun karena cuaca yang cukup berawan membuat kru pesawat mengira mereka sudah berada di atas target. 

Peta Freiburg dan sungai Rhine

Sekitar pukul 4 sore mereka semua menjatuhkan 69 bom. Bom tersebut mengenai sekitar stasiun kereta dan menewaskan 57 orang. Sebelum nya pasukan pertahanan udara Jerman sudah menyadari ada pesawat Jerman, dan menganggap mereka hanya lewat dan ingin menuju Perancis. Namun siapa sangka mereka salah besar. Karena ini merupakan peristiwa memilukan sekaligus memalukan. 

He-111


Para petinggi Jerman berusaha menutupi kejadian ini. Dan memberi keterangan palsu ke media dan mengatakan bahwa ini merupakan ulah Perancis. Keterangan ini ditelan mentah - mentah oleh media Jerman salah satunya Freiburger Zeitung yang menulis "licik, serangan udara yang dilakukan oleh seorang pengecut yang telah melanggar hukum internasional, dan kemanusiaan". 7 bulan kemudian Hitler mengutuk Churchill dan antek - antek nya karena telah melakukan tindakan terorisme mengebom rakyat sipil di Freiburg.

Ironisnya fakta bahwa Jerman tak sengaja mengebom kotanya sendiri baru terungkap pada Agustus 1980. Ketika mantan Jenderal luftwaffe Josef Kammhuber angkat bicara bahwa pengeboman Freiburg adalah sepenuhnya kesalahan Jerman.

Sejarah gelar haji di Indonesia dan upaya Belanda dalam menekan gerakan perlawanan Indonesia

Kita sering sekali melihat nama seseorang entah itu saudara, tetangga, maupun orang tua kita sendiri yang di depan namanya terdapat gelar haji. Gelar haji sendiri bisa didapat setelah seseorang berhasil menunaikan rukun islam ke lima, karena tidak semua orang bisa menunaikan ibadah tersebut, gelar haji menjadi nilai prestise tersendiri bagi mereka yang memiliki gelar tersebut, sampai - sampai ada beberapa orang yang tersinggung jika gelar haji mereka tidak disertakan saat mereka disapa ataupun undangan tertulis entah itu di undangan pernikahan, maupun acara formal/informal lainnya. Namun tau engga sih asal usul dari pemberian "label" haji tersebut ? sadar enggak ternyata gelar haji merupakan "label" peninggalan yang diberikan penjajah Belanda untuk memudahkan mereka dalam menekan gerakan perlawanan kemerdekaan?

Mungkin kita ga asing sama tokoh - tokoh kemerdekaan di Indonesia seperti HOS Tjokroaminoto yang mendirikan Sarekat Islam pasca beliau menunaikan ibadah haji, Ki Hajar Dewantara di bidang pendidikannya, atau Haji Misbach yang anti kapitalis dan Belanda. Ya mereka semua adalah haji dan masih banyak lagi orang - orang Indonesia yang membawa perubahan setelah pulang Haji. Tentu hal ini disadari Belanda, karena saat berangkat haji lah banyak orang - orang dari seluruh dunia berkumpul ke kota suci untuk menjalankan ibadah, serta saling bertukar fikiran.

Belanda pun mensiasati masalah ini dengan mengeluarkan Staatsblad tahun 1903. Peraturan ini mulai berlaku pada 1911, dimana Belanda akan memberikan gelar orang yang sudah menunaikan ibadah Haji serta mengkarantinai orang - orang Indonesia yang mau menunaikan atau sesudah ibadah Haji. Di pulau Cipir dan pulau Onrust yang terletak di kepulauan Seribu. Jadi jika terjadi pemberontakan, Belanda dengan mudah menangkap para Haji yang diduga merupakan penggerak dari pemberontakan tersebut.

Apa yang membedakan Imperialisme dengan kolonialisme ?

Kolonialisme dan imperalisme keduanya memiliki sifat yang sama yaitu dominasi ekonomi dan politik diatas pihak lain, sehingga tak heran mereka berdua sering disebut secara bersama - sama. Namun tahu kah anda ? Ternyata kedua istilah tersebut memiliki arti dan maksud yang berbeda. 

Namun sebelum kita mengulas arti dan perbedaan dari kedua istilah tersebut, alangkah lebih baiknya kita menelusuri asal - usul dari istilah tersebut. Istilah Imperialisme ternyata lebih dulu ada jauh sebelum istilah kolonialisme tercetus, yaitu sejak jaman Romawi, berasal dari bahasa latin yaitu "imperium" yang berarti "memerintah". Sedangkan istilah Kolonialisme tercetus sekitar abad ke 15 dimana bangsa Eropa mulai mengekspansi wilayah nya secara besar - besaran ke "dunia baru", yaitu berasal dari bahasa latin "Colonus" yang berarti petani. Nah berdasarkan beberapa sumber yang admin baca, terdapat poin - poin penting yang membedakan Imperialisme dan kolonialisme. 

Pertama kalau kolonialisme berarti menguasai wilayah negara lain, kalau Imperialisme tidak harus menguasai negara lain (bisa membentuk negara boneka, atau faktor yang disengaja apapun yang membuat negara tersebut menjadi tunduk sama negara Imperialis).

Kedua Kolonialisme biasanya melakukan program transmigrasi, yaitu memindahkan rakyat di negara induk untuk dipindahkan ke negara koloni (biasanya untuk menyingkirkan warga pribumi), sedangkan Imperialisme tidak harus. 

Dan yang terakhir, Kolonialisme sering dipakai merujuk ke wilayah koloni Eropa seperti di India, Brasil, Selandia Baru, Australia, Aljazair, dll. Yang dimana bangsa Eropa melakukan imigrasi skala besar ke wilayah tersebut. Sedangkan untuk contoh Imperialisme yaitu "perebutan Afrika" pada akhir abad ke 19, dominasi Amerika di Filipina, dan Puerto Riko Secara garis besar suatu negara bisa menerapkan Kolonialisme harus sudah menerapkan Imperialisme terlebih dahulu.

Memiliki pendapat lain ? anda bisa menyampaikannya di kolom komentar. 

Gun Synchronization Gear

yang diberi lingkaran merah merupakan contoh senapan mesin pesawat yang di taruh dekat baling - baling dan menggunakan synchronization Gear.
Mungkin bagi kalian yang pecinta perang dunia 2 atau yang pernah bermain game perang - perangan pesawat bertema PD2 seperti Warthunder, World Of Warplanes, atau yang lebih lawas kaya Battlestations Pasific, ga asing lagi sama pesawat Jepang, Uni Soviet, Jerman, dan beberapa pesawat Amerika yang menaruh persenjataan pesawat nya di deket baling - baling. Lantas pernah ga sih kalian bertanya - tanya "kok bisa ya sang pilot mampu menembak senapan pesawat nya yang terletak didekat baling - baling tanpa merusak baling - baling pesawat tersebut?"

Pada awal Perang Dunia 1 baik Jerman ataupun Perancis hanya menggunakan pesawat sebagai alat pengintai. Namun para Perwira kedua belah pihak saling berfikir kenapa mereka tidak membuat pesawat yang mampu untuk menghancurkan target. Awal nya kedua pihak menaruh senapan mesin dibadan pesawat yang dioperasikan oleh seorang penembak sementara pilot hanya sibuk menerbangkan pesawat. Namun salah seorang perwira Jerman berpendapat alangkah baiknya jika kita mampu mendesain persenjataan pesawat yang terkoordinasi dengan baling - baling pesawat, karena dianggap lebih efektif. Singkat cerita Gun Synchronization/interrupter tercipta dan mulai diterapkan di pesawat. Alat ini mampu membuat frekuensi hentakan peluru dan putaran baling saling terkoordinasi. Konsep kerjanya cukup sederhana ketika pilot menekan pelatuk senapan mesin pesawat, Interrupter mampu membuat senapan mesin pesawat untuk tidak mengeluarkan peluru ketika baling - baling melewati lubang tembakan, dan kembali menembak ketika baling - baling sudah lewat. Konsep ini terus dipakai pada pesawat perang Dunia 2. Adapun kekurangan yang dimiliki adalah frekuensi hentakan peluru menjadi berkurang. 



Wednesday, 28 December 2016

Schwerer Gustav : Meriam terbesar yang pernah dibuat oleh umat manusia

Merupakan meriam terbesar di dunia yang pernah dibuat oleh Jerman. Meriam ini didesain dan dikembangkan oleh Krupp, sebenarnya tujuan dari meriam ini adalah untuk menghancurkan garis maginot Perancis yang merupakan sebuah garis pertahanan terkuat di dunia pada saat itu. Namun Perancis sudah menyerah sebelum Gustav beraksi dikarenakan militer Perancis kewalahan dalam menghadapi taktik perang kilat Jerman (Blitzkrieg). Meriam ini memiliki berat 1.350 ton, dengan jangkauan tembak sejauh 47Km, untuk peluru nya sendiri yang memiliki bahan peledak tinggi (High Explosive) memiliki berat 4,8 Ton, dan peluru penetrasi tinggi (High Penetration) memiliki berat sebesar 7,1 ton. Cara memindahkan meriam ini menggunakan metode rakit dan diangkut melalui kereta.

Nah kembali ke sejarah senjata ini. Pada 1941 Jerman menyatakan perang ke Uni Soviet, berbeda dengan Perancis. Pasukan Jerman di Uni Soviet mendapat perlawanan sengit di beberapa kota seperti Sevastopol, Leningrad, Stalingrad, dll. Nah di momen ini Gustav mendapat kesempatan untuk unjuk gigi. Pada Febuari 1942, Gustav dipindahkan ke semenanjung Krimea, sekitar 25 gerbong kereta memanjang sepanjang 1,5 KM dipakai untuk mengangkut potongan Gustav. Disana Gustav membombardir beberapa benteng milik Uni Soviet di kota Sevastopol. Setelah itu Gustav dipindahkan ke Leningrad untuk membombardir kota disana. Karena Gustav sedang disibukan oleh Leningrad yang tak kunjung menyerah walaupun di blokade pasukan Jerman selama kurang lebih 2 tahun. Jerman memproduksi meriam Gustav ke 2 yang dinamakan Dora. Dora ditugaskan untuk membombardir Stalingrad. Namun karena Jerman gagal dalam merebut Stalingrad, Dora pun dengan segera di evakuasi. Senasib dengan Dora, karena gagal nya Jerman di Stalingrad dan Moskow memberikan dampak yang sangat signifikan bagi jalan nya pertempuran di front timur. Tentara merah terus maju sampai Leningrad, Jerman pun mengevakuasi Gustav dengan segera.

Setelah Leningrad Gustav juga pernah dipakai untuk memadamkan pemberontakan di Warsawa, Polandia pada Agustus 1944. Namun gagal beraksi karena pemberontakan sudah padam terlebih dahulu. Pada akhir perang, Gustav berhasil direbut oleh pasukan Amerika Serikat, sedangkan saudarinya Dora dihancurkan oleh Jerman supaya tidak jatuh ke tangan Uni Soviet.